‘
Dahulu, beberapa orang thalibul ‘ilm
murid Syaikh Muqbil diutus untuk berdakwah ke sebuah desa yang mayoritas
penduduknya berpemahaman Syi’ah Zaidiyyah. Salah seorang dari mereka
kemudian memberikan khutbah Jum’at di masjid desa tersebut. Selesai
shalat Jum’at, orang-orang pun riuh membicarakan khutbah yang dibawakan
oleh si thalib. Sampai datang seorang tua kepada si thalib lalu
mencelanya,
‘
‘
“Kamu berkhutbah tidak membaca shalawat dan salam atas ahli bait, keluarga nabi!”
‘
‘
Lalu dengan tenang si penuntut ilmu menjawab, “Bahkan aku telah mengulang-ulangnya. Apakah engkau tidak memperhatikannya?”
‘
‘
Bapak tua itu terdiam bingung. Mungkin
dia bimbang, kapan si khatib membaca shalawat kepada ahlul bait nabi.
Jangan-jangan pas khutbah tadi dia yang ngantuk.
‘
‘
Sebenarnya yang diinginkan oleh bapak tua
yang Zaidi tadi adalah